Senin, 16 Maret 2020

Biografi Syekh Abdul Qadir Al Jaelani

Artikel kali ini akan membahas tentang Riwayat Syekh Abdul Qadir Al jailani. Syekh Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani (bahasa Kurdi: Evdilqadire Geylani, bahasa Persia: عبد القادر گیلانی,bahasa Urdu: عبد القادر آملی گیلانی Abdolqāder Gilāni) (juga dilafalkan Abdulqadir Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir – Jilani, Jeelani, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany) (470–561 H) (1077–1166 M) adalah orang Kurdi atau orang Persia ulama sufi yang sangat dihormati oleh ulama Sunni.




Syekh Abdul Qadir dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India. Di antara pengikut di Pakistan dan India, ia juga dikenal sebagai Ghaus-e-Azam.
Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 M selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran.
Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al A’zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli.

Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H.
Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama.

Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha r.a ,melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi.

Syekh Sayyid Abdurrahman Jami rah.a memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A’zham r.a sebagi berikut : “Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A’zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu“. Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut :
1). Nasab Syekh Abdul Qodir Al Jailani Dari Ayahnya(Hasani):
Syeh Abdul Qodir bin Abu Shalih bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun bin Abdul Mahdhi bin Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam
2). Nasab Syekh Abdul Qodir Al Jailani Dari ibunya(Husaini):
Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah Sum’i bin Abu Jamal bin Muhammad bin Mahmud bin Abul ‘Atha Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Abu Ala’uddin bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal ‘Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam

Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi.
Beliau belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama’.

Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan sepenuhnya kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani.

Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasehat beliau.

Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah itu tidak kuat menampungnya.
Maka, diadakan perluasan. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal. Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Juga Syekh Qudamah penyusun kitab figh terkenal Al Mughni.

Syekh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syekh Abdul Qadir, beliau menjawab, “kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”

Syekh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani sampai beliau meninggal dunia. 1)

Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah.

Tetapi banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya.

Diantara perkataan Imam Ibnu Rajab ialah, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syekh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir)  2) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk beregang dengannya, sehingga aku meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas.3) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi4) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.“5)

Imam Ibnu Rajab juga berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pendapat memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. 
Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah .”

Syekh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Allah) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.”

Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Allah berada diatas ‘arsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsy.”6)
Ali bin Idris pernah bertanya kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani, “Wahai tuanku, apakah Allah memiliki wali (kekasih) yang Tidak berada di atas aqidah (Imam) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, “Tidak pernah ada dan tidak akan ada.“7)
Perkataan Syekh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86.

Semua itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj Salaf. 000 Sam’ani berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.

Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syekh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syekh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib.
Kemudian mengakhiri perkataan, “Intinya Syekh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau“( Siyar XX/451 ).

Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syekh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi “.

Syekh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, “Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syekh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah.8) Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.”9)

Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab.

Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan.

Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam, maka hal ini merupakan kekeliruan.

Karena Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun.

Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syekh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka. 

Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan. 
Menjadikan orang yang meningal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar.

Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya.


Disamping (menyembah) Allah. ( QS. Al-Jin : 18 ) Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.

Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini. Wallahu a’lam bishshawab.

Simak video Biografi Singkat Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qadir Jaelani berikut ini

Karya Karya Syekh Abdul Qadir Al jailani
Imam Ibnu Rajab juga berkata, “Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah.”

Karya karyanya :
• Tafsir Al Jilani
• al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
• Futuhul Ghaib.
• Al-Fath ar-Rabbani
• Jala’ al-Khawathir
• Sirr al-Asrar
• Malfuzhat
• Khamsata “Asyara Maktuban
• Ar Rasael
• Ad Diwaan
• Sholawat wal Aurod
• Yawaqitul Hikam
• Jalaa al khotir
• Amrul muhkam
• Usul as Sabaa
• Mukhtasar ulumuddin

Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Kata-Kata Mutiara Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Kelebihan Dan Kekurangan
“Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing². Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Orang Beriman
Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Lisannya
Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera untuk memperbaiki ungkapan yang di ucapkan itu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Berusahalah
Berusahalah untuk menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti buah pikiran.“ Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kelebihan Dan Kekurangan
Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing-masing.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mewujudkan
Setiap orang di antara kamu, tidak di wujudkan melainkan telah di tentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Imbuhan
Janganlah engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan maupun keakhiratan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nikmat
Janganlah kamu mencari nikamat, tapi carilah Zat yang memberimu nikmat.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Tetangga
Carilah tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu, Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Saudaraku
Saudaraku, janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang apabila diberi nasehat, tidak mau menerima, dan jika mendengar nasehat tidak mau mengamalkannya.“Syekh Abdul Kodir Al-Jaelani”
Mengamalkan
Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui. Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu ketahui.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mengetahui
Kamu tidak mau berusaha mengetahui apa yang telah kamu ketahui, sehingga tetap bodoh.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Larangan
Kamu menyuruh manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Fasik
Kepada mereka yang fasik, takutlah kepada orang yang beriman.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kemaksiatan
Jangan kamu bergaul dengan dia, selagi kamu masih bergelimpangan dengan kemaksiatan yang keji. Sebab orang-orang mukmin, dengan cahaya Illahi, mengetahui apa yang ada dalam dirimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Syirik Dan Munafik
Mereka mengetahui syirik dan munafikmu dengan melihat tindakan dan gejolak yang ada di balik dirimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Cela Dan Aib
Mereka melihat cela dan aibmu. Barang siapa tidak mengetahui tempat keberuntungan, lalu dia jelas tidak akan beruntung.“Syekh Abdul Al-Jaelani”
Sabda Nabi Muhammad Saw
Takutlah kamu dengan firasat seorang mukmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Illahi.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kekasih ALLAH SWT
Para kekasih ALLAH SWT terhadap makhluk adalah buta, tuli, dan bisu. “Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Hati
Jika hati mereka telah dekat dengan ALLAH AZZA WAJALLA, maka mereka tidak mendengar dan melihat selainnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kedudukan
Mereka berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan ataupun ke kiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Bagi Mereka
Bagi mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, Jin, Malaikat, dan Makhluk yang lainnya melayani mereka.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Karunia (Fadhal)
Demikian pula hukum dan ilmu. Karunia (fadhal) merupakan santapan dan penyegarnya. Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-dengannya (makhluk). Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah SWT, mencegah makhluk dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merekalah pewaris yang sebenarnya.“Syekh Abdul Al-Qodir”
Bertindak
Para kekasih ALLAH SWT itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsu sendiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Cinta Dan Benci
Mereka mencintai sesuatu karena ALLAH AZZA WAJALLA dan membenci sesuatu karenanya. Semuanya demi dia, tidak ada bagian yang di berikan kepada nya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Zuhud
Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuan-Nya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Senantiasalah
Senantiasalah hatimu dengan ALLAH AZZA WAJALLA. Berserah dirilah atas keburukan nasib.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Obat
Kamu memakan sesuatu yang di berikan oleh tabib dan sesuai dengan obatnya, adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal-usulnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Hatimu
Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat dirimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Amanat
Hukum-hukum syariat itu amanat yang di bebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan menghianatinya. Tidak berguna lagi jika amanat lenyap dari hatimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Karunia ALLAH SWT
Andai kata tanpa karunia ALLAH AZZA WAJALLA, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelimang syubhat dan haram.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kekufuran
Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepada-Mu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Rahasia
Sungguh telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. SEANDAINYA KU UNGKAP SEBAGIAN RAHASIAKU, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu.Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nasehatilah
Nasehitlah dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nafsumu
Kamu harus memelihara nafsumu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kesalahan
Jangan kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan perbaikan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Membersihkan
Adakah kamu tau bagaimana cara membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain? Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orang² yang awas.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Menyelamatkan
Hanya perenang ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam lautan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mengarahkan
Hanya orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah jalan-Nya. Tidaklah ucapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah Swt melainkan perbuatan nyata.“Syekh Abdul Al-Jaelani”
Nafsu
Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamatkan dari kejahatannya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kebaikan
Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Syirik
Syirik itu terdapat pada lahir maupun batin. Syirik lahir adalah menyembah berhala sedangkan syirik batin adalah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfa’at.”Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Seseorang
Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil (mencuri) maka lakukanlah. Jika kamu mampu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Akhiratmu
Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Umat Islam
Mudah-mudahan umat Islam diselamatkan dari bencana alam selama dia masih mau mendo’akan saudaranya yang seiman.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Ikhlas
Yang paling beruntung adalah mereka yang mampu ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Berpikirlah
Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Sesungguhnya
Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.“Syekh Abdul Qodur Al-Jaelani”
Waktunya
Orang itu di katakan dekat dengan ALLAH selama dia meluangkan waktunya untuk berzikir setiap hari.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Menyelamatkan
Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Orang Kafir
Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) : “Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kemaksiatan
Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) : “Orang ini bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Ucapkanlah
Jika kamu bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hati. Dia telah beribadah kepada ALLAH SWT. Jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dari
Berilmu
Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu) : “Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.“Syekh Abdul Qodir AL-Jaelani”
Seseorang
Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu : “Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Anak Kecil
Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) : “Anak ini belum bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Ladang
Dunia adalah ladang dan akhirat adalah tempat tinggal.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Muridku
Wahai muridku jangan jadikan apa yang kamu makan atau minum yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengan nya sebagai tujuan dan cita-cita. Semua adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Tujuan & Cita-Cita
Tujuan dan cita-cita hati adalah Allah al-Haq. Maka jadikanlah Allah dan segala yang ada pada-Nya sebagai tujuan dan cita-citamu. Dunia ada penggantinya yaitu akhirat. Makhluk ada penggantinya yaitu al-Khaliq.“Syekh Abdul Qodir AL-Jaelani”
Segala Sesuatu
Segala sesuatu yang kamu tinggalkan didunia, akan engkau dapati pengganti yang lebih baik didalam kehidupan yang akan datang. Anggaplah bahwa masih tersisa umur sampai hari ini, bersiaplah untuk kehidupan akhirat, karena kesempatan itu akan hilang dengan datangnya malaikat Izrail pencabut nyawa.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Dunia Adalah Ladang
Dunia adalah ladang dan tempat singgah bagi manusia, dan akhirat adalah tempat diam. Jika semangat dari Allah telah datang, maka keduanya (dunia dan akhirat) akan tertutupi. Sehingga dia akan berdiri diantara keduanya, tidak kepada dunia dan tidak kepada akhirat.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Semoga memotovasi anda dan bermanfaat

Sumber : AL-HASANIYYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar