Artikel
kali ini akan membahas tentang Riwayat Syekh Abdul Qadir Al jailani. Syekh
Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani (bahasa Kurdi: Evdilqadire
Geylani, bahasa Persia: عبد القادر گیلانی,bahasa Urdu: عبد القادر آملی گیلانی Abdolqāder Gilāni) (juga dilafalkan Abdulqadir
Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir – Jilani, Jeelani, Gailani,
Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany) (470–561 H) (1077–1166 M) adalah orang
Kurdi atau orang Persia ulama sufi yang sangat dihormati oleh ulama Sunni.
Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H.
Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha r.a ,melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi.
Syekh Sayyid Abdurrahman Jami rah.a memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A’zham r.a sebagi berikut : “Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A’zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu“. Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut :
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi.
Syekh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syekh Abdul Qadir, beliau menjawab, “kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”
Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah.
Diantara perkataan Imam Ibnu Rajab ialah, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syekh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) 2) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk beregang dengannya, sehingga aku meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas.3) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi4) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.“5)
Imam Ibnu Rajab juga berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pendapat memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib.
Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah .”
Syekh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Allah) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.”
Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Allah berada diatas ‘arsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsy.”6)
Syekh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, “Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syekh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah.8) Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.”9)
Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan.
Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam, maka hal ini merupakan kekeliruan.
Karena Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun.
Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syekh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka.
Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan.
Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,
Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini. Wallahu a’lam bishshawab.
Simak video Biografi Singkat Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qadir Jaelani berikut ini
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Syekh
Abdul Qadir dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim
dari anak benua India. Di antara pengikut di Pakistan dan India, ia juga
dikenal sebagai Ghaus-e-Azam.
Ia
lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 M selatan Laut Kaspia
yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran.
Ada
dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al A’zham Syekh Abdul
Qodir al-Jilani Amoli.
Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470 H.
Riwayat
kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih
dipercaya oleh ulama.
Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha r.a ,melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi.
Syekh Sayyid Abdurrahman Jami rah.a memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A’zham r.a sebagi berikut : “Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A’zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu“. Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut :
1). Nasab Syekh Abdul Qodir Al Jailani Dari
Ayahnya(Hasani):
Syeh
Abdul Qodir bin Abu Shalih bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad bin
Dawud bin Musa bin Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun bin Abdul Mahdhi bin Hasan
al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah binti
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam
2). Nasab Syekh Abdul Qodir Al Jailani Dari
ibunya(Husaini):
Syeh
Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah Sum’i bin Abu Jamal bin
Muhammad bin Mahmud bin Abul ‘Atha Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Abu
Ala’uddin bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far al-Shadiq bin Muhammad
al-Baqir bin Zainal ‘Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah
Az-Zahra binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam
Beliau meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih muda. Di Baghdad belajar kepada beberapa orang ulama’ seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Muharrimi.
Beliau
belajar sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan
pendapat para ulama’.
Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil-kecilan
di daerah yang bernama Babul Azaj. Pengelolaan sekolah ini diserahkan
sepenuhnya kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani.
Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh.
Bermukim disana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang yang ada tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasehat beliau.
Banyak
orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga
sekolah itu tidak kuat menampungnya.
Maka,
diadakan perluasan. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama’ terkenal.
Seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami
Khairil Anam. Juga Syekh Qudamah penyusun kitab figh
terkenal Al Mughni.
Syekh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syekh Abdul Qadir, beliau menjawab, “kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”
Syekh
Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari.
Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani
sampai beliau meninggal dunia. 1)
Beliau adalah seorang ‘alim. Beraqidah Ahlu Sunnah, mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah.
Tetapi
banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu
baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah”
yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya.
Diantara perkataan Imam Ibnu Rajab ialah, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syekh, baik ‘ulama dan para ahli zuhud. Beliau banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) 2) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk beregang dengannya, sehingga aku meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah mansyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas.3) semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far Al Adfwi4) telah menyebutkan, bahwa Asy Syath-nufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.“5)
Imam Ibnu Rajab juga berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani rahimahullah memiliki pendapat memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib.
Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Beliau membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah .”
Syekh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Allah) di arah atas, berada diatas ‘arsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu.”
Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadist-hadist, lalu berkata “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Allah berada diatas ‘arsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain ). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Allah diatas arsy.”6)
Ali
bin Idris pernah bertanya kepada Syekh Abdul Qadir Al Jailani, “Wahai
tuanku, apakah Allah memiliki wali (kekasih) yang Tidak berada di atas aqidah
(Imam) Ahmad bin Hambal?” Maka beliau menjawab, “Tidak pernah ada dan
tidak akan ada.“7)
Perkataan
Syekh Abdul Qadir Al Jailani tersebut juga dinukilkan oleh Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah dalam kitab Al Istiqamah I/86.
Semua
itu menunjukkan kelurusan aqidahnya dan penghormatan beliau terhadap manhaj
Salaf. 000 Sam’ani berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk
kota Jailan. Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab
ini pada masa hidup beliau.“
Imam
Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syekh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar
A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syekh sebagai berikut, “Lebih dari
lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang
telah bertaubat.“
Imam
Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syekh Abdul
Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui
hal-hal yang ghaib.
Kemudian
mengakhiri perkataan, “Intinya Syekh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang
agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan
Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun
sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau“( Siyar XX/451
).
Imam
Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang
riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syekh Abdul
Qadir Al Jailani, dan banyak diantara riwayat-riwayat itu yang tidak benar
bahkan ada yang mustahil terjadi “.
Syekh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, “Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syekh Abdul Qadir Al Jailani ) didalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah.8) Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.”9)
Inilah
tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang
yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau
berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab.
Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan.
Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam, maka hal ini merupakan kekeliruan.
Karena Rasulullah Shalallahhu ‘alaihi wassalam adalah rasul yang paling mulia diantara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan disisi Allah oleh manusia manapun.
Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syekh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka.
Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan
orang yang meningal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan
ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdo’a kepada beliau. Ini
adalah sebuah kesyirikan besar.
Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah,
Dan
sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorang pun di dalamnya.
Disamping (menyembah) Allah. ( QS. Al-Jin : 18 ) Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.
Disamping (menyembah) Allah. ( QS. Al-Jin : 18 ) Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah.
Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini. Wallahu a’lam bishshawab.
Simak video Biografi Singkat Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qadir Jaelani berikut ini
Karya Karya Syekh Abdul Qadir Al jailani
Imam
Ibnu Rajab juga berkata, “Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki
pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan
ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah.”
Karya
karyanya :
• Tafsir Al Jilani
• al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
• Futuhul Ghaib.
• Al-Fath ar-Rabbani
• Jala’ al-Khawathir
• Sirr al-Asrar
• Malfuzhat
• Khamsata “Asyara Maktuban
• Ar Rasael
• Ad Diwaan
• Sholawat wal Aurod
• Yawaqitul Hikam
• Jalaa al khotir
• Amrul muhkam
• Usul as Sabaa
•
Mukhtasar ulumuddin
Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.
Kata-Kata Mutiara Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani
Dibawah
ini adalah kata-kata mutiara Syekh Abdul Qodir Al Jaelani.
Kelebihan Dan Kekurangan
“Janganlah
kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan
kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing². Setiap orang di
antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai
pengalaman hidupnya secara khusus.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Orang Beriman
Orang
yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Lisannya
Jika
lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera untuk
memperbaiki ungkapan yang di ucapkan itu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Berusahalah
Berusahalah
untuk menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Jika
dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu
Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan
jelaslah bagimu seperti buah pikiran.“ Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kelebihan Dan Kekurangan
Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan.
Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan
bagian masing-masing.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mewujudkan
Setiap
orang di antara kamu, tidak di wujudkan melainkan telah di tentukan catatan
mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Imbuhan
Janganlah
engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan maupun
keakhiratan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nikmat
Janganlah
kamu mencari nikamat, tapi carilah Zat yang memberimu nikmat.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Tetangga
Carilah
tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu,
Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu.“Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani”
Saudaraku
Saudaraku,
janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang apabila diberi nasehat, tidak
mau menerima, dan jika mendengar nasehat tidak mau mengamalkannya.“Syekh Abdul
Kodir Al-Jaelani”
Mengamalkan
Kamu
tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui. Kamu mengamalkan apa yang tidak
kamu ketahui.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mengetahui
Kamu
tidak mau berusaha mengetahui apa yang telah kamu ketahui, sehingga tetap
bodoh.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Larangan
Kamu
menyuruh manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak
mengetahuinya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Fasik
Kepada
mereka yang fasik, takutlah kepada orang yang beriman.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Kemaksiatan
Jangan
kamu bergaul dengan dia, selagi kamu masih bergelimpangan dengan kemaksiatan
yang keji. Sebab orang-orang mukmin, dengan cahaya Illahi, mengetahui apa yang
ada dalam dirimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Syirik Dan Munafik
Mereka
mengetahui syirik dan munafikmu dengan melihat tindakan dan gejolak yang ada di
balik dirimu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Cela Dan Aib
Mereka
melihat cela dan aibmu. Barang siapa tidak mengetahui tempat keberuntungan,
lalu dia jelas tidak akan beruntung.“Syekh Abdul Al-Jaelani”
Sabda Nabi Muhammad Saw
Takutlah
kamu dengan firasat seorang mukmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya
Illahi.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kekasih ALLAH SWT
Para
kekasih ALLAH SWT terhadap makhluk adalah buta, tuli, dan bisu. “Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani”
Hati
Jika
hati mereka telah dekat dengan ALLAH AZZA WAJALLA, maka mereka tidak mendengar
dan melihat selainnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kedudukan
Mereka
berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan
ataupun ke kiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Bagi Mereka
Bagi
mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, Jin, Malaikat, dan
Makhluk yang lainnya melayani mereka.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Karunia (Fadhal)
Demikian
pula hukum dan ilmu. Karunia (fadhal) merupakan santapan dan penyegarnya.
Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa
bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-dengannya
(makhluk). Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah SWT, mencegah makhluk
dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW. Merekalah pewaris yang sebenarnya.“Syekh Abdul Al-Qodir”
Bertindak
Para
kekasih ALLAH SWT itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsu
sendiri.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Cinta Dan Benci
Mereka
mencintai sesuatu karena ALLAH AZZA WAJALLA dan membenci sesuatu karenanya.
Semuanya demi dia, tidak ada bagian yang di berikan kepada nya.“Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani”
Zuhud
Terimalah
nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis
tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala
ketentuan-Nya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Senantiasalah
Senantiasalah
hatimu dengan ALLAH AZZA WAJALLA. Berserah dirilah atas keburukan nasib.“Syekh
Abdul Qodir Al-Jaelani”
Obat
Kamu
memakan sesuatu yang di berikan oleh tabib dan sesuai dengan obatnya, adalah
lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui
asal-usulnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Hatimu
Selama
hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat dirimu, dan hilanglah pula
segala yang ada padamu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Amanat
Hukum-hukum
syariat itu amanat yang di bebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan
menghianatinya. Tidak berguna lagi jika amanat lenyap dari hatimu.“Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani”
Karunia ALLAH SWT
Andai
kata tanpa karunia ALLAH AZZA WAJALLA, mana mungkin orang berakal mentadbir
negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak,
zalim bergelimang syubhat dan haram.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kekufuran
Benar
telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepada-Mu dari
kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik.“Syekh Abdul
Qodir Al-Jaelani”
Rahasia
Sungguh
telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan
pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. SEANDAINYA KU
UNGKAP SEBAGIAN RAHASIAKU, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara
aku dengan kamu.Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nasehatilah
Nasehitlah
dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Nafsumu
Kamu
harus memelihara nafsumu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kesalahan
Jangan
kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan
perbaikan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Membersihkan
Adakah
kamu tau bagaimana cara membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain?
Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orang² yang awas.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Menyelamatkan
Hanya
perenang ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam
lautan.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Mengarahkan
Hanya
orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah
jalan-Nya. Tidaklah ucapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah Swt
melainkan perbuatan nyata.“Syekh Abdul Al-Jaelani”
Nafsu
Nafsu
seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin
menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga
terselamatkan dari kejahatannya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kebaikan
Hawa
nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih
dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.“Syekh
Abdul Qodir Al-Jaelani”
Syirik
Syirik
itu terdapat pada lahir maupun batin. Syirik lahir adalah menyembah berhala
sedangkan syirik batin adalah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka
dapat memberi kemudaratan dan manfa’at.”Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Seseorang
Janganlah
kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Jika kamu mampu untuk memberi dan tidak
mengambil (mencuri) maka lakukanlah. Jika kamu mampu melayani dan kamu tidak
minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Akhiratmu
Jadikanlah
akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah
seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada
sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu
dan mencari penghidupanmu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Umat Islam
Mudah-mudahan
umat Islam diselamatkan dari bencana alam selama dia masih mau mendo’akan
saudaranya yang seiman.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Ikhlas
Yang
paling beruntung adalah mereka yang mampu ikhlas mulai dari awal hingga
akhirnya.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Berpikirlah
Berpikirlah,
bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya.
Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak
akan melupakan-Nya walaupun sekejap.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Sesungguhnya
Sesungguhnya
bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan
mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu
dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.“Syekh Abdul Qodur Al-Jaelani”
Waktunya
Orang
itu di katakan dekat dengan ALLAH selama dia meluangkan waktunya untuk berzikir
setiap hari.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Menyelamatkan
Selama
hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk
sangka.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Orang Kafir
Jika
bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) : “Aku tidak tahu
bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam
dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.“Syekh
Abdul Qodir Al-Jaelani”
Kemaksiatan
Jika
bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) : “Orang ini
bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia bodoh (tidak tahu),
sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku
tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik
dariku.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Ucapkanlah
Jika
kamu bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hati. Dia telah beribadah kepada
ALLAH SWT. Jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dari
Berilmu
Jika
bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu) : “Orang
ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak
akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan
ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.“Syekh Abdul Qodir AL-Jaelani”
Seseorang
Jika
engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu.
Ucapkan dalam hatimu : “Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Anak Kecil
Jika
bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) : “Anak ini belum bermaksiat
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat
kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Ladang
Dunia
adalah ladang dan akhirat adalah tempat tinggal.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Muridku
Wahai
muridku jangan jadikan apa yang kamu makan atau minum yang kamu pakai, yang
kamu nikahi dan berkumpul dengan nya sebagai tujuan dan cita-cita. Semua adalah
dorongan hasrat dan hawa nafsu.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Tujuan & Cita-Cita
Tujuan
dan cita-cita hati adalah Allah al-Haq. Maka jadikanlah Allah dan segala yang
ada pada-Nya sebagai tujuan dan cita-citamu. Dunia ada penggantinya yaitu
akhirat. Makhluk ada penggantinya yaitu al-Khaliq.“Syekh Abdul Qodir
AL-Jaelani”
Segala Sesuatu
Segala
sesuatu yang kamu tinggalkan didunia, akan engkau dapati pengganti yang lebih
baik didalam kehidupan yang akan datang. Anggaplah bahwa masih tersisa umur
sampai hari ini, bersiaplah untuk kehidupan akhirat, karena kesempatan itu akan
hilang dengan datangnya malaikat Izrail pencabut nyawa.“Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani”
Dunia Adalah Ladang
Dunia
adalah ladang dan tempat singgah bagi manusia, dan akhirat adalah tempat diam.
Jika semangat dari Allah telah datang, maka keduanya (dunia dan akhirat) akan
tertutupi. Sehingga dia akan berdiri diantara keduanya, tidak kepada dunia dan
tidak kepada akhirat.“Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani”
Semoga memotovasi anda dan bermanfaat
Sumber : AL-HASANIYYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar